Matahari belum tampak dari persembunyiannya, namun
langkah-langkah para pencari belerang di Kawah Ijen telah terlihat. Alam memang
selalu memberikan manfaat bagi seluruh manusia. Begitu juga kawah Ijen yang
terletak di antara kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi yang hasil alamnya dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar. Setiap hari para buruh angkut belerang ini, harus
berjalan kaki sejauh 3 kilometer dengan beban 80 kg di pundaknya, belum lagi
ditambah kondisi jalan yang naik turun.
Uhuk-uhuk..terdengar suara batuk dari para penambang
tersebut. Mereka terlihat rela mengorbankan saluran pernapasannya untuk
diserang gas beracun yang dikeluarkan dari asap belerang demi sesuap nasi. Hanya
dengan kain basah, mereka melindungi saluran pernapasannya. Bagi buruh-buruh
tersebut faktor ekonomi lebih penting daripada kondisi kesehatan. “Saya sih
bisa aja mengangkut beban sekali jalan 100 kilogram, tapi kalau nanti saya
sudah tua, saya nggak bisa kerja lagi, badan saya sudah sakit-sakitan”, ujar
seorang penambang di Ijen. Biasanya, mereka bisa mengangkut hingga 240 kilogram
dengan 3 kali angkutan. Walaupun hasil dari jerih payah mereka hanya dihargai
Rp. 600/ kilogram, namun mereka merasa senang karena masih dapat menyambung
hidup.
Foto dan Teks oleh Handika Rizki Rahardwipa
Foto dan Teks oleh Handika Rizki Rahardwipa












0 comments:
Posting Komentar