Content

Suherman, Berjuang Melawan Keterbatasan

Hanya niat yang kuat dari dalam dirinya yang membuat Suherman tetap ingin bersekolah seperti anak-anak lainnya, namun keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan memaksa dirinya harus menerima kenyataan pahit dalam kehidupan. Ayahnya yang bekerja sebagai kuli pacul hanya mempunyai penghasilan Rp.15.000/harinya harus berjuang mati-matian untuk membiayai sekolah anaknya yang sekarang sedang duduk dibangku kelas tiga sekolah dasar. Siswa yang menuntut ilmu di Sekolah Dasar Negeri Girimukti Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur ini dapat tertolong karena mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), tetapi untuk tahun ajaran kedepan belum ada kejelasan dari pihak sekolah tentang dana BOS. Pihak sekolah beralasan hal ini dapat terjadi karena sekolah yang belum terdata oleh Dinas Pendidikan Nasional. Selain keadaan ekonomi keluarga, ada “tantangan” lain yang mau tidak mau harus dihadapi anak yang baru berusia 9 tahun ini, yaitu setiap harinya ia harus menempuh jarak sekitar 2 kilometer dari rumah menuju sekolah dengan track yang naik turun tetapi hal itu tidak mengurangi semangatnya sedikitpun untuk menuntut ilmu. Setelah pulang sekolah, setibanya di rumah ia tidak dapat langsung beristirahat seperti halnya anak-anak pada umumnya, Ia harus membantu ayahnya menggarap tanah di kebun. Malamnya ia terpaksa belajar dengan mengandalkan penerangan sentir karena di rumahnya belum terdapat sumber listrik. Walaupun banyak “tantangan-tantangan” yang harus dihadapi Suherman tetapi ia tetap ceria menghadapi hidup dan ia dapat membuktikan bahwa “kekurangan” bukanlah hal yang dapat menghalangi niatnya untuk terus berprestasi. Jika besar nanti Suherman bercita-cita ingin menjadi Insinyur Pertanian agar dapat membantu orang tuanya. hrr